AL-QURAN

AL-QURAN
bukan sekadar bacaan berpahala,..

Nasehatnya...

Nasehatnya...
Mudahan mendapat Keredhaan Ilahi...

ilmu yang dianugerahkan, dan milikNya .

ilmu yang dianugerahkan, dan milikNya .
seumpama setitik air di tengah lautan

Selasa, 9 Februari 2010

Guru Mursyid

Dengan izin Allah dan di atas RahmatNya..mudahan kalian semua di pertemukanNya dengan para guru mursyid..

Guru Mursyid..guru mursyid..guru mursyid..iho.. bila kita menyebutnya, secara otomatis kita akan memikirkan ketinggian keilmuannya dan kekaramahannya, keperibadiannya..mungkin ada lagi apa-apa yang terbaik buat kita menilai akan dirinya sebagai seorang mursyid, berpandukan kepada pedoman, garis panduan dan penerimaan yang sesuai dengan perjalanan menuju Ketuhanan. Sama sekali kita tidak menafikan akan anugerah Ilahi pada sesetengah manusia itu mendapat kelebihan dari segi ilmu mahupun karamahnya.

Haqiqatnya mereka yang bergelar atau di gelar sebagai sorang guru mursyid itu tetap makhluk yang bernama manusia, manusia, manusia seperti kita semua, kesedaran awal tadi (guru mursyid) tapi berlangsung kini berubah kesedaran menjadi manusia..mari kita merenung sejenak, baiklah apa pula yang kita faham, nampak dan rasa apa itu ( manusia )? jangan renung dalam kelompok yang kecil, tapi pandanglah nun jauhnya disana (global )...berpandukan ( QS Al Kahfi : 109 - 110 )..dan lagi ( QS Al Nahl : 43 ).

Dalam membicarakan tajuk ini, sedarilah kita ada yang bertemu serta di temukan dan mungkin tidak bertemu langsung, semuanya di atas Kehendak dan Kekuasaan Ilahi..Maha AgungMu Ya Allah sebagai Waliyam Mursyada Maha memberi Pertunjuk dan Hidayah, Engkaulah Ya Allah Yang Mengajar kami.. ( QS Al 'Alaq 1 - 5 ).

Firman Allah swt " dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus. Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang di anugerahi ni'mat oleh Allah, iaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh.Dan mereka itulah teman yang yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah kurnia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. ( QS An Nisaa' : 68 - 70 ).

Buat renungan sahaja " Kenapa guru yang mengajar.. contohnya (Tok guru Nik Aziz) guru itu tidak jadi Mursyidul Am ? mohon ampun dan maafkan saya dari dzahir dan batin, kerana membuat sedikit perumpamaan atas nama Tok guru.

Kisah-kisah sufi atau yg berkaitan banyak kena mainan syaitan, memang ada,..bagaimana pula dengan para-para sufi atau yg berkaitan di sebaliknya ??, dengan maksud yg berada di atas landasan di atas IzinNya dan RahmatNya ??

dan buat makluman Tuan dol_bendol, apa pengertian anda pula dengan firmannya di dlm Surah An Nisaa' 69-70 berhubung kait dgn ayat Quran 43 : 36.. ??

walau bagaimanapun kita akui haqiqat diri wajib di kenali sesuai dgn FirmanNya Adz Dzaariyaat : 21 dll...

mengamati serta mempelajari Ilmu dari Allah swt amatlah wajib, sehingga kita sendiri pernah di motivasi oleh Baginda RasulAllah saw " agar menuntut ilmu sampai ke negeri Cina "..jangan pula kita menjadi riak dan ujub apabila di buka kan Allah rahsia-rahsia Ilahi pada yg mengerti di Atas IzinNya dan Rahmatnya..dan jangan juga menjadi pandangan dari Ilmu Allah dalam satu dimensi sahaja seperti sesetengah manusia cuba mengerti ilmu dan menggambarkan agama dengan aqalnya tanpa sesuatu dalil yg haq, umumnya yg di perolehi adalah interpretasi yg terjadi pada masa lampau, sehingga pola kehidupan kita seperti akan di paksa atau terpaksa utk hidup seperti apa yg terjadi oleh kaum terdahulu contohnya di antara perumpamaan Hebat yang Allah ciptakan didlm Ash habul Kahfi..pertama kita mengakui kebenaran Kekuasaan Allah swt terhadap pemuda-pemuda yg tertidur dan terjaga lebih kurang 350 tahun sebelum itu..dan pandangan satu sisi lagi atas perumpamaan itu pemuda-pemuda tersebut menjadi hairan dengan dunia yg amat berbeza dari masa 350 tahun sebelum itu ??

Keluasan dan kedalaman Ilmu dari Allah juga di ungkapkanNya melalui FirmanNya di dlm surah tersebut Al Kahfi :109-110...dan jangan jadi seperti sesetengah manusia yg cuba menyempitkan minda kita dengan menyebarkan, mereka-reka sesuatu ilmu / cerita dengan fahaman kuno lagi merapu...seolah-olah dia seorang saja yg tahu, dan org lain seperti dungu...

Baginda RasulAllah saw sebelum wafat sudah tahu di atas IzinNya dan RahmatNya, akan penyelewengan pengertian agama tetap akan berlaku, maka sebab itu, Beliau berpesan / berwasiat supaya ummatnya tidak akan sesat selama-lamanya andai berpegang pada Kitabullah ( Al Quran ) dan Sunnahnya..mudahan kita semua mendapat pertunjuk dan hidayahNya..Amin.

" Wattaqullah wayu'allimukumullah, wallahu bikulli syai in 'alim " . Dan bertaqwalah kpd Allah, Allah yang mengajarkan kamu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu ( Al Baqarah : 282 )..

Bahawa manusia harus menyedari atas Kekuasaan Ilahi yg di berikanNya keilmuan, kepandaian dll yg di miliki kita itu hanyalah milik Allah sebenarnya, yang akan di ambil kembali bila-bila masa ataupun tiba saatnya...

Kekhawatiran atas kesombongan serta riak manusia itu yg terkadangnya telah melupakan asal muasal yg di milikinya sehingga tidak menerima bahawa semuanya itu adalah haq Allah..memang benar hal sebegini rupa akan menjadi hambatan ataupun hijab baginya untuk menuju Allah swt.

Allah berfirman dengan tegasnya dalam bentuk nafiah ( peniadaan ) " Sesungguhnya kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah mengetahui orang-orang yang mahu menerima petunjuk ".. ( Al Qashash : 56 )

..dan lagi FirmanNya " Barang siapa yang di beri petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk. Dan barang siapa yang di sesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang yang dapat memberi petunjuk kepadanya..". ( Al Kahfi : 17 )..dan banyak lagi FirmanNya.. .

dengan demikian tepatlah seperti apa yang Baginda RasulAllah saw pernah bersabda " qul innama ana basharun mitslukum yuuha ilayya annama ilahukum ilahun waahid " katakanlah; Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang di wahyukan kepadaku. Bahawa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa ( Al Kahfi : 110 )..Amin Ya Rabbal 'Alamin..

Mudahan di perkenankan.. siapa yang mentauliahkan dan siapa yang mengitirofkan ??, yakinlah semua ini di atas IzinNya dan RahmatNya..

Syeikh Ahmad bin 'Athaillah di dalam Al Hikam menyebutkan bahawa " Tiada sesuatu benda yang menghijab engkau dari Allah, tetapi yang menghijab engkau adalah prasangkamu tentang adanya sesuatu di samping Allah, sebab segala sesuatu selain Allah itu pada haqiqatnya tiada maujud ( tidak ada ), sebab yang wajib ada hanya Allah, sedang yang lainnya terserah kepada belas kasihan Allah untuk di adakan atau di tiadakan "

akhir kata buat renungan sesama kita " Tujuan dari agama dan Ilmu yang benar hanyalah satu,, iaitu menuju mendekati kebenaran yang mutlak..Ilmu untuk mengetahuinya dan agama untuk merasainya.. mudahan kita di beri Pertunjuk dan HidayahNya..Amin.

Lain padang lain lalangnya..lain orang lain pula caranya, kita semua di sini sebenarnya mahu kongsi pengalaman dan pengetahuan..ada yg kalian tahu, saya tidak tahu....perbicaraan kian panas dan Kebenaran mutlaq, Allah Maha Mencipta segala-galanya..

Siapakah Yang Maha Mengetahui ??, Maha Pembimbing ??,..sudah tentu jawabannya Allah..bukan terasa biadap mahupun kesombongan, apabila mahu mencari kebenaran..timbulnya kerendahan, kekerdilan serta kejahilan..disni Allah sediakan buat makhluknya yang mahu berjalan menuju Ketuhanan dgn tingkatan ketaqwaan mahupun penyerahan diri..

Allah Maha Tahu, Dia yang Mencipta segalanya...Di atas IzinNya dan RahmatNya, ada hambanya yg di anugerahkan dgn cara tersendiri, ada yang di hadirkan oleh itu kita bahasakan sebagai Murabi, Guru / Murshid, dsbnya..

Pada kebanyakkan berpegang pada penyebaran ilmu Ketuhanan sudah semestinya melalui proses pembelajaran, perlu pembimbing, perlu ada silsilah tertentu bagi membuka pintu-pintu rahsia, perlu peradaban khususnya Ilmu kerohanian dan amnya ilmu keduniaan.jadi berbagailah dalil serta nas di persembahkan bagi mengukuhkan hujah serta bicara tersebut...kita akui benar..

Begitu pula ada sedikit yg berpegang Di atas IzinNya dan RahmatNya juga merasai tidak perlu pada sang yg bergelar murshid untuk mencapai tujuan perjalanan mencari Ketuhanan, dgn beberapa alasan spt takut terjebak ke dlm paradigma Hinduisme yg menempatkan " Guru " sebagai makhluk melebehi sesuatu dan suci..Rahib dalam kependetaan Yahudi dan Nasrani..

Firman Allah swt " Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, ( juga mereka mempertuhankan ) Al Masih putra Mariyam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan ( yang berhak disembah ) selain Dia " ( At Taubah : 31 )..Allah menegaskan tidak layak bagi bernama makhluk utk mengatur dan mendidik manusia..di kuatkan lagi dgn FirmanNya.." 'Allamal insaana maalam ya'lam " ertinya " Dia yang mengajar manusia apa yang tidak di ketahuinya " ( Al 'Alaq : 5 )

" Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu tidak mengetahui apa-apa, kemudian Allah memberi kepada kamu pendengaran dan penglihatan serta fikiran ( perasaan ), supaya kamu bersyukur" ( QS An Nahl:78 )..

Ada dua pernyataan di sini khususnya pada mencari kebenaran menuju Ketuhanan..
1) Wajib berguru dgn guru Murshid..sekiranya ada kemusykilan jadi ada tempat rujukan, begitu seterusnya.

2) Tidak perlu, melainkan menyedari atas kepandaian dan kehebatan yg di milikinya itu hanya semata-mata milik serta kepunyaan Allah, yg akan di beri pd sesiapapun, begitu juga akan di ambil kembali pd saatnya..

Baginda Mulia menempatkan kaum terdekatnya sebagai " sahabat ", berbeda dgn doktrin Hinduisme yg menempatkan " Guru ". Paparan di sini tidak bermaksud mahu merendahkan kedudukan martabat manusia sebagai pembimbing, pembersih jiwa, murabi serta guru Murshid, tetapi pandang dari sisi hakikatnya...keakuan kita bersaksi kan Dia Yang Maha Mengetahui, Maha Pembimbing, Maha Suci, Maha Pemberi Pertunjuk.

Niat saya sebenarnya mahu membuka minda sesama kita..
1) tidak bertujuan mengabaikan kewibawaan guru-guru, sehingga menyiratkan rasa kesombongan seorang anak manusia tidak akan belajar lagi pd manusia..dan

2)agar kesombongan manusia terkadang lupa menilai kepada yg bernilai iaitu melupakan asal muasal yg di milikinya sehingga tidak menerima bahawa itu semuanya adalah haq dan milik Allah..dan hal sebegini rupa akan menjadi hijab baginya untuk menuju kepada Allah swt..sila rujuk ( Al Kahfi : 17 ), ( An Nuur : 21), ( Al Qashash: 56 ) Mudahan kita di beri Pertunjuk dan HidayahNya.

para perjalanan kerohanian mahu menuju Ketuhanan..silalah buat penilaian dengan IzinNya dan RahmatNya dapat kita mengawali setiap langkah yang lebih berkualiti dan sempurna setelah mengerti Dzat dan arah tujuan beragama kita, bukan bergelojak dalam alam retorika Ilmu Tauhid yg tidak ada habisnya....

Baginda Mulia RasulAllah saw bersabda: " Barangsiapa menuntut ilmu dengan maksud untuk bersaing dengan para ulama atau untuk bermujahadah dengan orang-orang jahil atau untuk menarik perhatian orang lain, maka dia akan masuk neraka". ..dan lagi..

" Setiap orang yang telah mendapat pertunjuk kemudian sesat di sebabkan suka berbantah-bantahan untuk mencari kemenangan dan bukan kebenaran, maka dia tidak akan mendapat keuntungan kecuali orang itu dilimpahi rahmat Allah sehingga dia bertaubat".

Firman Allah SWT " Katakanlah " Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, ( mengharamkan ) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan ( mengharamkan ) mengada-ngadakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui". ( QS Al A'raaf: 33 ).

dan FirmanNya " Maka bertanyalah kepada orang yang pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui. ( An Nahl : 43 )

Mudahan kita semua mendapat Keredhaan, Pertunjuk dan HidayahNya.. Amin...

Mari kita sama-sama berjalan, berpegang erat persaudaraan kita...

Menyatakan pendapat, memberi pandangan..sebenarnya baik untuk sesama kita menilai sejauh mana dan sedalam mana bicara itu..

Mari kita merenung sejenak dgn FirmanNya " Allah adalah cahaya bagi langit dan bumi. Perumpamaan cahaya adalah seperti lubang yang di dalamnya ada pelita. Pelita itu di dalam kaca. Dan kaca itu laksana bintang yang berkilauan yang dinyalakan dengan minyak pohon yang di berkati, iaitu minyak zaitun yang bukan dari timur dan tidak ( juga ) dai barat. Minyaknya hampir menerangi sekalipun tidak di sentuh api. Cahaya di atas cahaya. Allah memberi petunjukkepada cahaya-Nya kepada siapa yang di kehendaki-Nya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu " ( An Nuur : 35 )...

Dengan berbekal sedikit ilmu Ketuhanan, memasrahkan diri, yaqin dan redha KetentuanNya...menggantungkan jiwa dgn segenap syari'at yg telah ditentukan, mudahan mendapatkan cahaya keimanan yang lebih dalam dan sunyi..Cahaya itu bersemayam di dalam hati orang-orang yang terpilih dan dikehendakiNya, tidak ada guru murshid, tidak ada murid di sini..

Imam Ghazali dalam menamakan pengertian ini sebagai pengertian " awwali ". Dari mana pengertian-pengertian tersebut di perolehi, sebagaimana ucapan beliau " Fikiran menjadi sehat dan berkeseimbangan kembali dgn aman serta yakin dapat menerima kembali segala pengertian-pengertian awwali dari aqal itu. Semua itu terjadi tidak dengan mengatur alasan atau menyusun keterangan, melainkan dengan Nur ( cahaya ) yang di pancarkan Allah swt ke dalam batin dari Ilmu ma'rifat " ( dalam buku Pembebasan dari kesesatan, halaman 10)..

Dengan cahaya itu Allah menunjuki jalan ruhani kita utk mendengar, melihat, merasa secara nyata..Di atas IzinNya dan RahmatNya Allah yang akan menghantar jiwa kita meluncur, melayang menemui-Nya..dengan cahayaNya juga kita mampu membezakan di antara haq dan bathil, Iblis dan syaitan..seperti firmanNya " Wahai orang-orang yang beriman jika kamu bertaqwa kepada Allah nescaya Dia akan menjadikan bagimu furqan ( pembeda ) "( Surah Al Anfaal : 29 )..

Firman Allah lagi " .Barang siapa bertaqwa kepada Allah nescaya Dia akan mengadakan bagimu jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah nescaya Allah akan mencukupkan ( keperluan ) nya" ( At Thalaaq : 2-3 )

Bukan seorang " Guru Murshid " yang memberi cahaya tersebut..perhatikan Baginda Mulia RasulAllah saw sendiri mengaku sebagai manusia biasa dan jgnlah mengAgungkan dirinya spt kaum Nasrani mengAgungkan Nabi Isa as ?? sebenarnya betapa tinggi akhlaq dan bersih hatinya, namun bukan berarti melihat pernyataan Beliau sebagai manusia biasa, Ia adalah RasulAllah saw yang akan membuka syafa'atnya di hari Qiamat nanti..

Dunia Tesawuf telah koyak rabak sehingga ke saat ini, sehingga keberadaan Allah di salah erti, mengklaimkan jalan menuju kpdnya begitu payah dan sukar ??... ( teramat sedih sekali )..

Keyakinan seseorang itu akan mudah lepas dan selalu dalam keraguan apabila selama ini kita seolah-olah dipaksa untuk terus bersetuju ataupun percaya terhadap sesuatu keyakinan, tanpa pernah memikirkan dan memahami mengapa kita harus meyakininya...

Pandangan peribadi, apabila kita membicara bab ini, sudah semestinya ada satu tanda pengertian rasa yang saling berkait rapat di antara kalimat tersebut itulah Ilmu....ada persoalan dan ada jawapannya..tetapi dalam dunia kerohanian ( spiritual Islam ) adakalanya banyak persoalan tak terjawab, maka itulah kita wajib mencari Ilmu ,... dan pada yg bergelar guru.. tidak usah sampai mentaksubkan..

wallahu'alam

0 comments: